Bupati Lebak, Hasbi Asyidiki Jayabaya mengaku optimis menurunkan angka kemiskinan ekstrem di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten melalui program sektor pertanian.

Bupati Hasbi mengatakan, bahwa dirinya memiliki tanggung jawab besar terhadap 1,5 juta lebih penduduk yang berada di wilayah Kabupaten Lebak yang tersebar di 28 kecamatan, 340 desa, 5 kelurahan, dan 1.827 kampung.

“Saya harus membuktikan diri kepada rakyat dengan bekerja bersama OPD, camat, hingga kepala desa. Jabatan itu sementara, yang abadi adalah manfaat kita untuk masyarakat,” ungkap Bupati Hasbi saat berada Dapur MBG Pasar Keong, Jumat (22/08/2025).

Ia menjelaskan, bahwa dalam sektor pertanian, dirinya menekankan pentingnya hilirisasi padi, dan dalam waktu dekat Kabupaten Lebak akan memiliki rice milling unit (RMU) agar pengolahan gabah kering panen menjadi beras dapat dilakukan di daerah sendiri.

BACA JUGA :  Dihadiri Wamenag RI, PC GP Ansor Tangsel Gelar Diskusi Keagamaan

“Insyaallah dalam waktu dekat Kabupaten Lebak akan memiliki rice milling unit sehingga pengelolaan beras atau hilirasi padi dari gabah kering panen menjadi beras bisa dikelola di Kabupaten Lebak,” tuturnya.

Lebih lanjut Hasbi menyampaikan, bahwa Kabupaten Lebak memiliki 52.025 hektare sawah produktif. Pada panen raya di Tambak Baya belum lama ini kata dia, hasil produksi padi yang biasanya 6 ton per hektare kini meningkat siginfikan menjadi 7,1 ton per hektare. Hal itu kata dia, tidak lain adalah berkat dukungan pupuk hayati cair. Angka ini jauh di atas rata-rata nasional sebesar 5,6 ton per hektare.

“Artinya ada kenaikan 1,1 ton. Kita memang di atas rata-rata nasional. Rata-rata nasional itu 5,6 ton per hektar. Artinya ada potensi-potensi. Petani tidak perlu pusing lagi untuk menjual gabahnya kemana, nanti dibeli oleh pemerintah melalui badan usaha milik daerah. Insyaallah nanti Lebak Niaga kita hidupkan kembali. BUMD ini harus sesuatu yang produktif supaya petani tidak ragu lagi,” bebernya.

BACA JUGA :  Terminal Pondok Cabe Megah Tapi Minim Manfaat

Ia menambahkan, berdasarkan Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN), Lebak memiliki 111.000 jiwa warga miskin, di antaranya 5.698 keluarga termasuk kategori miskin ekstrem atau sekitar 18 ribu jiwa.

“Dari 111.000 5.698 KK, itu mereka yang berada di desil 1. Artinya kalau satu rumah itu ada satu kepala keluarga, ada dua ayah dan ibu, satu anak, 5.698 dikali tiga, hampir 18.000 lebih warga yang berada di bawah garis kemiskinan. artinya miskin ekstrim,” pungkasnya. (Red)