Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Pandeglang tengah menggenjot promosi sektor wisata. Namun langkah tersebut masih terkendala anggaran.

Kabid Promosi Disparbud Pandeglang, Siti Septiana Miratunnisa, mengakui potensi wisata di Kabupaten Pandeglang sangat besar, mulai dari garis pantai panjang, tiga gunung, kawasan Geopark, hingga Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) yang telah mendapat pengakuan UNESCO.

“Kita punya kekayaan alam yang luar biasa untuk bisa digali sebagai obyek wisata, tapi belum semua orang tahu. Namun sayangnya, masih banyak tantangan yang harus diselesaikan,” ungkap Siti Septiana kepada media, Selasa (22/07/2025).

Ia menyebutkan, salah satu tantangan utama adalah pengelolaan platform website pariwisata yakni gopandeglang.id.

Situs tersebut disebut masih dalam proses pembaruan dan belum optimal karena terganjal masalah anggaran.

BACA JUGA :  Lima Proyek di DPUPR Pandeglang Jadi Temuan BPK Senilai Rp.917 juta, Begini Reaksi Kadis PUPR?

“Kontennya masih kita update, tapi maintenance tahunan juga belum maksimal karena keterbatasan dana,” katanya.

Di tengah keterbatasan itu, pihaknya mencoba menggandeng konten kreator lokal, videografer, serta Kang Nong Banten sebagai duta wisata untuk memperkuat promosi melalui media sosial (Medsos).

Tak hanya mengandalkan keindahan alam, Disparbud juga mulai memperkenalkan kopi lokal seperti Kopi Gunung Karang dan Lawang Paji sebagai identitas baru sektor pariwisata Pandeglang.

“Kita ingin kopi lokal juga jadi daya tarik. Biar wisatawan tahu, Pandeglang bukan cuma pantai dan gunung,” ujarnya.

Tagline lama ‘Sunset of Java’ pun tetap dipertahankan karena dinilai masih melekat di benak wisatawan, meski belum pernah disahkan secara resmi sebagai identitas pariwisata daerah.

BACA JUGA :  Bupati Dewi Setiani Berikan Bantuan Pada Korban Kebakaran di Majasari

Salah satu capaian yang diapresiasi adalah keberhasilan event Gebyar Gebrag masuk dalam Kalender Event Nusantara 2025. Event ini lolos kurasi nasional setelah bersaing dengan puluhan program wisata lainnya dari Banten.

Ke depan, Disparbud juga menyiapkan agenda sport tourism seperti trail run di Tahura dan Festival Kreatif lainnya yang dijadwalkan berlangsung pada September mendatang, bertepatan dengan Hari Badak Sedunia.

Namun Siti menekankan, pengembangan pariwisata tak bisa hanya mengandalkan dinas. Ia mendorong kolaborasi lintas sektor, terutama terkait pelestarian badak dan proyek translokasi yang digarap bersama pihak TNUK.

“Badak jangan cuma jadi logo. Harus jadi kesadaran bersama. Pelestariannya butuh dukungan semua pihak,” tandasnya.

BACA JUGA :  DPD KNPI Pandeglang Resmi Dilantik

Sebagai penguatan SDM, lebih lanjut pihaknya mengaku rutin menggelar pelatihan digital kepada pengelola destinasi. Teknologi berbasis AI turut diperkenalkan agar promosi bisa dilakukan mandiri tanpa ketergantungan pada pemerintah.

Terlebih, meski sejumlah petotem Geopark telah dipasang di titik strategis, belum semua kawasan wisata menikmati infrastruktur pendukung serupa.

“Hal ini menjadi bukti bahwa promosi berjalan, tapi pelaksanaannya masih belum merata di lapangan,” pungkasnya.(Den)