Bantenonline.com – Permasalahan banjir menjadi langganan pada kawasan perumahan Pondok Maharta Kota Tangerang Selatan (Tangsel) saat turun hujan deras melanda dan seakan buntu untuk dapat terselesaikan.

Padahal Pemerintah Kota (Pemkot) Tangsel telah menyediakan mesin pompa air yang menjadi alat dan solusi utama dalam mengatasi permasalahan banjir tersebut, rupanya kerap mengalami kerusakan saat beroperasi.

Permasalahan banjir yang menjadi langganan di kawasan Pondok Maharta tersebut menuai kekesalan warga, karena solusi seakan tak dihadirkan oleh Pemkot Tangsel, warga menilai Pemerintah tak serius dalam mengatasi permasalahan banjir.

Warga Pondok Maharta yang menjadi langganan banjir, Samratuti mengatakan, dirinya bersama dengan warga sangat stres saat hujan datang. Mereka selalu waspada saat cuaca mulai menampakan awan gelap.

BACA JUGA :  Ketua Koni Tangsel Hamka Handaru Dinilai Tidak Maksimal

“Ibu-ibu itu stres, stres banget,” katanya kepada redaksi bantenonline.com, pada Selasa (15/4/2025).

Baca Juga : TAKP, Kepala Bidang Kebersihan DLH Tangsel Ditangkap Kasus Korupsi Pengelolaan Sampah

Pasalnya, sebelum Bulan Ramadan tiba, hujan dengan intensitas sedang saja, kawasan perumahan Pondok Maharta sudah mengalami banjir dua kali.

“Sebelum puasa kita sudah banjir dua kali,” jelasnya.

“Air sudah sepinggang, jam 01.00 malam sudah sebahu saya di dalam rumah saya,” tambahnya.

Padahal, di kawasan Pondok Maharta tersebut, Pemkot Tangsel sudah membuat turap, Namun solusi yang dihadirkan Pemkot dengan membuat turap tidak dapat menangani permasalahan banjir.

“Dikiranya udah bikin turap eh warganya senang, itu enggak, namanya kali tertutup air datang dari atas datang dari samping datang dari kanan kiri, turap ke dinding, terus pompanya nggak ada, pompanya satu itupun rusak melulu, jadi enggak cukup, kapasitas air dengan jumlah air yang pergi ke turap, kadang-kadang turap itu tidak penuh, jalan sudah penuh,” ungkapnya.

BACA JUGA :  Apel Hari Santri Bakal Digelar di Alun-alun Pandeglang

“Petinggi itukan pinter-pinter, saya bilang ke lurah, komplek kami di beli saja, dengan beli yang cukup baik, kami pindah semua, ini dibikinin waduk saja,” sambungnya.

Pasalnya, warga Pondok Maharta itu tidak tahu cara melaporkan ke Pemkot Tangsel, dirinya menilai Pemkot tidak adanya sosialisasi dalam hal pengaduan, maka dari itu dirinya membuat surat terbuka yang ditujukan kepada Gubernur Banten, Walikota Tangsel, hingga ke Presiden RI Prabowo Subianto.

“Saya mau ke Prabowo bahwa kami ini sudah berteriak,” pungkasnya.