Ketua DPRD Kabupaten Pandeglang, H.Tb.Agus Khotibul Umam mengapresiasi dan menilai peringatan Hari Santri Nasional ke-10, pada 22 Oktober 2025 merupakan momentum penting untuk merefleksikan kembali peran santri dan pesantren dalam memperkokoh arah pembangunan bangsa berbasis nilai keimanan, keilmuan, dan kemandirian khususnya di Kabupaten Pandeglang yang dikenal sebagai kota sejuta santri seribu ulama.
Tb.Agus Khotibul Umam dari Fraksi Golkar ini mengatakan, bahwa Hari Santri bukan hanya ajang peringatan seremonial, melainkan momen untuk meneguhkan kembali semangat pengabdian yang telah diwariskan para kiai dan ulama.
“Pertama, selaku Ketua DPRD Pandeglang menyampaikan apresiasi kepada seluruh panitia yang terlibat dalam penyelenggaraan HSN dan mengucapkan selamat Hari Santri ke-10. Semoga momentum ini menjadi refleksi atas pengabdian para pimpinan pondok pesantren, para kiai, dan ustaz yang telah berkontribusi besar bagi kemajuan bangsa khususnya di Kabupaten Pandeglang,” tutur Agus Umam kepada media, Selasa (21/10/2025).
Menurut Agus Umam, pesantren selama ini telah melahirkan santri-santri yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki kecakapan spiritual dan sosial yang tinggi khususnya di Kabupaten Pandeglang.
“Untuk itu, semua sektor baik pemerintah, swasta hingga tokoh agama dan masyarakat diharapkan bisa bersinergi mempertebal dukungan keberadaan pesantren di Kabupaten Pandeglang, agar tetap eksis sebagai wadah pendidikan karakter dan pusat pemberdayaan masyarakat,” katanya.
“Hal itu penting, setidaknya ada lima kecerdasan yang dimiliki para santri yaitu Kecerdasan intelektual, spiritual, emosional, sosial, dan kecerdasan entrepreneurship,” sambungnya.
Ia juga menegaskan, bahwa sejarah panjang perjalanan bangsa Indonesia tidak dapat dipisahkan dari peran besar pesantren dan kaum santri. Di mana dari masa perjuangan kemerdekaan hingga pembangunan nasional saat ini, santri terus mengambil bagian penting dalam menjaga nilai moral, kebangsaan, dan keislaman.
“Dalam sejarah bangsa ini, santri telah melahirkan banyak pemimpin yang berkontribusi nyata di berbagai bidang, baik birokrasi, politik, maupun sosial. Berdirinya bangsa ini pun tidak lepas dari peran para pimpinan pesantren dan santri,” tandasnya.
Agus menambahkan, semangat pengabdian tanpa pamrih yang menjadi ciri khas santri perlu dijaga dan dikembangkan agar tetap sejalan dengan arah pembangunan nasional yang berkeadilan dan berkelanjutan.
“Santri bukan hanya bagian dari masa lalu, tetapi juga penentu masa depan bangsa. Jadi momentum Hari Santri ini harus menjadi refleksi untuk memperkokoh arah pembangunan nasional yang berakar pada nilai-nilai keagamaan dan kebangsaan,” pungkasnya. (Den)