Petai menjadi salah satu bahan makanan khas Indonesia yang banyak digemari masyarakat. Aromanya yang tajam dan rasanya yang unik membuat petai sering disajikan bersama sambal, lalapan, atau nasi hangat. Namun, di balik cita rasanya yang menggugah selera, konsumsi petai berlebihan dapat menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan.
Petai atau Parkia speciosa diketahui mengandung berbagai nutrisi penting, seperti protein nabati, serat, vitamin C, kalsium, dan zat besi. Kandungan tersebut bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh, memperlancar pencernaan, serta membantu menjaga kesehatan jantung.
Selain itu, petai juga memiliki antioksidan alami yang berfungsi melawan radikal bebas penyebab penuaan dini dan berbagai penyakit degeneratif. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi petai dalam jumlah wajar dapat membantu menurunkan kadar gula darah dan kolesterol.
Namun, mengonsumsi petai secara berlebihan tidak disarankan. Kandungan asam amino dan senyawa sulfur di dalamnya dapat memperberat kerja ginjal dan meningkatkan kadar asam urat. Efek lain yang bisa muncul antara lain bau mulut, gangguan pencernaan, hingga aroma urin yang menyengat.
Meski begitu, petai tetap bisa menjadi bagian dari pola makan sehat jika dikonsumsi dalam porsi yang tepat, yakni sekitar 3–5 biji per hari. Mengombinasikannya dengan sayur dan buah segar akan membantu menjaga keseimbangan nutrisi dalam tubuh.
Petai memang menawarkan banyak manfaat, tetapi kunci utamanya adalah konsumsi secara bijak. Dengan porsi yang seimbang, masyarakat dapat menikmati cita rasa khas petai tanpa khawatir terhadap dampak buruk bagi kesehatan.



