Sejumlah harga kebutuhan pokok, khususnya beras melonjak naik di Pasar Pandeglang. Kenaikan harga beras yang terus merangkak naik ini dikeluhkan emak-emak karena semakin memberatkan pengeluaran kebutuhan rumah tangga.
Salah satu pedagang beras di Pasar Pandeglang, M Amin, mengatakan harga beras mengalami kenaikan dalam beberapa pekan terakhir, baik untuk jenis medium maupun premium.
“Kenaikannya untuk beras medium awalnya Rp.11 ribu, sekarang jadi Rp.13.500 per kilogram. Sedangkan premium dari Rp.14 ribu sekarang sudah Rp.15.500 per kilogram,” ungkap Amin saat ditemui media, Jumat (11/07/2025) di Pasar Pandeglang.
Menurut Amin, kenaikan harga ini membuat daya beli masyarakat menurun. Para pembeli mengeluh, namun tetap membeli karena beras merupakan kebutuhan pokok sehari-hari.
“Keluhan dari pembeli sih banyak terutama ibu-ibu, tapi mau gimana lagi. Kita juga kasihan, pengen jual lebih murah, tapi kondisi harga dari sananya memang sudah tinggi,” katanya.
Amin juga mengaku omzet penjualannya ikut terdampak. Biasanya ia bisa menjual hingga 80 persen dari stok harian, namun kini hanya menyentuh angka 50 persen.
“Penurunan omzet jelas terasa, sekarang paling cuma 50 persen dari yang biasanya bisa sampai 80 persen,” ujarnya.
Dikatakannya, kenaikan harga beras yang terjadi sejak dua bulan terakhir makin dikeluhkan masyarakat.
Pedagang menyebut para ibu rumah tangga alias emak-emak kerap protes karena harga beras terus merangkak naik.
“Sudah ada dua bulan ini naik terus. Emak-emak suka nanya, ‘kok naik terus sih?’ Ya kita jawab saja memang lagi naik dari sananya,” katanya.
Amin menjelaskan, kenaikan harga disebabkan oleh minimnya stok gabah dari petani dan penggilingan padi. Kondisi ini diperparah oleh cuaca yang tak menentu selama musim hujan.
“Faktornya karena dari petani enggak ada stok padi lagi. Nggak ada yang panen, mungkin juga karena cuaca yang kurang bagus,” jelasnya.
Meski begitu, Amin menyebut stok beras di lapaknya masih cukup tersedia. Hanya saja, harga jual yang tinggi membuat penjualan tidak seramai biasanya.
“Stok sih masih aman, cuma harganya yang lagi tinggi. Harapan saya sih harga bisa turun, biar masyarakat nggak terlalu berat. Kita juga kena dampaknya, omzet jadi turun,” imbuhnya.
Kenaikan harga beras tak hanya dirasakan pedagang, para pembeli pun ikut mengeluhkan kondisi ini. Salah satunya Ainun, warga Pandeglang yang mengaku harus mengurangi jumlah pembelian karena harga terus naik setiap pekannya.
“Biasanya saya beli lima kilo, sekarang paling cuma tiga kilo. Soalnya tiap minggu naik terus, mahal banget sekarang,” ujarnya.
Ainun mengaku kenaikan harga beras membuat pengeluaran rumah tangganya membengkak. Ia berharap pemerintah segera turun tangan untuk menstabilkan harga bahan pokok.
“Kalau begini terus, makin berat buat ibu rumah tangga. Pemerintah tolong dong perhatiin harga beras, biar kami bisa beli seperti biasa lagi,” keluhnya.
Ainun juga menambahkan, banyak warga lainnya yang mulai beralih ke jenis beras yang lebih murah demi menghemat pengeluaran. Namun, ia mengaku tetap khawatir dengan kualitas dan rasa beras tersebut.
“Kadang mau ganti ke yang lebih murah, tapi rasanya beda, cepat basi juga. Jadi serba salah,” pungkasnya. (Den)