Jembatan penghubung antar dua kampung di bawah Kelurahan Kadumerak, Kecamatan Karang Tanjung, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten yang dua pekan lalu ambruk dan dijanjikan oleh DPUPR Pandeglang akan segera dibangun secara permanen.

Kini jembatan ambruk tersebut diperbaiki menggunakan bambu secara gotong-royong dari hasil swadaya masyarakat agar bisa dilalui untuk aktivitas sehari-hari dan anak sekolah. Hadir dalam kegiatan perbaikan jembatan itu salah satu anggota DPRD Pandeglang dari Fraksi PKS Tb.Asep Rafiudin Arief yang juga Ketua DPD PKS Pandeglang ikut gotong-royong bersama masyarakat.

Diketahui bahwa perbaikan dilakukan usai jembatan tersebut ambruk saat dilintasi seorang santri yang mengendarai sepeda motor pada Senin (30/6). Kondisinya memang sudah lapuk dan tak lagi kuat menahan beban.

“Kami membangun jembatan yang kemarin sempat viral itu. Dan saat itu langsung ditinjau oleh pihak DPUPR Pandeglang yang mungkin diperintahkan oleh Ibu Bupati, dijanjikan akan dibangun permanen karena merupakan akses jalan penghubung warga dua kampung di Kelurahan Kadumerak. Karena akses jembatan itu sangat dibutuhkan kami bangun dari bambu gotong-royong swadaya masyarakat,” ungkap Iip salah satu warga Kadumerak saat konfirmasi media, Senin (21/07/2025) melalui telepon selulernya.

BACA JUGA :  Pemprov Banten Giatkan Pencarian Bibit Unggul Atlet Catur

“Alhamdulillah sekarang sudah beres, minimal bisa dilalui pejalan kaki,” sambungnya.

Perbaikan dilakukan secara gotong-royong oleh puluhan warga dari dua kampung itu, Mereka bergantian menebang bambu, mengangkut, hingga memasangnya di lokasi jembatan yang putus tersebut.

“Bambunya beli langsung dari pohon, dipotong dan diangkut warga sendiri ramai-ramai. Karena akses jembatan itu sangat dibutuhkan warga,” katanya.

Meski sudah selesai, jembatan saat ini baru sebatas jembatan darurat dan belum bisa dilalui kendaraan bermotor. Warga sengaja mempercepat pembangunannya karena anak-anak sudah mulai masuk sekolah dan butuh akses yang lebih dekat.

“Jembatan itu karena anak-anak pada sekolah, jadi jembatan ini urgent banget. Kalau muter, jalurnya jauh. Makanya kita bikin secepatnya meski sementara. Semoga saja bisa direalisasikan secepatnya oleh Pemkab Pandeglang karena darurat,” tuturnya.

BACA JUGA :  Tahun 2025 Lahan Persawahan di Pandeglang Menyusut 267 Hektar

Namun kata Iip, sejauh ini belum ada anggaran resmi dari pemerintah daerah. Namun, bantuan sempat datang dari pihak kecamatan, kelurahan, hingga Pimpinan pondok pesantren (Pimponpes) setempat.

“Itu bantuan dari Pak Camat dan Pak Lurah, dari kantong pribadi untuk beli bambu. Juga ada bantuan dari Pak Kiai pemilik pesantren di Ciliang,” ucapnya.

Warga berharap pemerintah ke depan bisa membangun jembatan yang permanen agar akses antara dua kampung lebih aman dan bisa dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat.

“Harapannya ya dibangun permanen biar bisa dilintasi kendaraan. Ini kan penghubung RW 4 dan RW 1. Penting banget buat warga,” harapnya.

Sementara Camat Karangtanjung, Endin Haerudin membenarkan adanya aksi gotong royong warga untuk membangun jembatan darurat di Kampung Ciliang tersebut.

BACA JUGA :  Turnamen Basket Bupati Cup 2025, Awal Diresmikan Penggunaan GOR Pandeglang

“Benar, kemarin warga sudah melakukan gotong royong secara swadaya untuk pembangunan jembatan sementara di Ciliang,” kata Camat Endin singkat.

Endin menjelaskan, bahwa material pembangunan untuk jembatan permanen dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) sudah diturunkan ke lokasi. Namun, pelaksanaan pembangunannya masih menunggu proses lebih lanjut dari pihak PUPR.

“Material dari PU sudah ada di lokasi berupa kawat untuk ngedam. Tinggal proses pemasangan di lapangan. Untuk sementara, warga hanya membangun jembatan darurat dulu,” jelasnya.

Saat ditanya soal kepastian waktu pembangunan jembatan permanen, Endin menjelaskan rencananya akan segera dilaksanakan, mengingat kebutuhan akses sangat mendesak.

“Kayaknya secepatnya akan dibangun. Yang jelas materialnya sudah siap di lapangan,” pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, sebuah jembatan bambu yang menghubungkan antar kampung tepatnya di Kampung Ciliang, Kelurahan Kadumerak, Kecamatan Karangtanjung, Kabupaten Pandeglang, ambruk usai dilintasi seorang santri menggunakan motor. (Den)