TANGERANG, – Gubernur Banten Andra Soni menyerahkan santunan jaminan kematian sebesar Rp42 juta dari BPJS Ketenagakerjaan kepada keluarga mendiang Alexandria Warman, atlet tinju Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) Provinsi Banten yang meninggal dunia di asrama.

Santunan tersebut diserahkan langsung kepada ayah almarhumah, Jely Warman, dalam kegiatan Banten Investment Forum 2025 yang digelar di Nusantara Hall, ICE BSD, Kabupaten Tangerang, Selasa (21/10/2025).

Usai acara, Gubernur Andra Soni menghampiri keluarga Alexandria—yang akrab disapa Alexa—di sudut ruangan dan menyampaikan belasungkawa secara langsung.
“Turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas meninggalnya Alexa,” ujar Andra Soni.

Penyerahan santunan tersebut menjadi bentuk perhatian Pemerintah Provinsi Banten terhadap keluarga atlet yang meninggal dunia saat masih dalam masa pembinaan. Pemprov Banten juga menegaskan komitmennya untuk terus memperhatikan kesejahteraan atlet serta memperkuat aspek pembinaan dan perlindungan selama mengikuti program latihan di PPLP.

BACA JUGA :  ARYADUTA Lippo Village Rayakan Ulang Tahun Ke-31 dengan CSR: Menghidupkan Kembali Legenda Pendekar Cisadane Bersama Penulisnya

Kronologi Kejadian

Terkait peristiwa meninggalnya Alexandria Warman, Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora) Provinsi Banten Ahmad Syaukani memberikan keterangan resmi dalam konferensi pers di Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B), Kota Serang.

Syaukani menjelaskan, pada Jumat (17/10/2025) sore, Alexa masih sempat menjalani latihan ringan bersama asisten pelatih. Sekitar pukul 20.30 WIB, ia masih berkomunikasi dengan orang tuanya melalui panggilan video sebelum beristirahat di asrama.

Tak lama kemudian, rekan sekamar melaporkan bahwa Alexa tidak sadarkan diri. Pihak PPLP segera memberikan pertolongan pertama dengan CPR, lalu membawa korban ke RS Fatimah. Namun, nyawa Alexa tidak tertolong.

“Saya langsung memerintahkan Kasi Pembinaan, Pak Uke, untuk menyusul ke rumah sakit. Setelah dilakukan penanganan medis, dokter menyatakan Alexa meninggal dunia pada pukul 00.49 WIB,” ujar Syaukani.

Jenazah kemudian dipulangkan ke rumah duka di Serpong, Tangerang Selatan. Dispora memastikan seluruh proses dilakukan dengan seizin dan pendampingan pihak keluarga.

BACA JUGA :  Dekranasda Banten Raih Stan Terbaik di Inacraft 2025

Ahmad Syaukani menegaskan bahwa Alexa adalah atlet aktif PPLP, namun tidak tercatat sebagai anggota kontingen Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) 2025. Hal itu berdasarkan rekomendasi pelatih tertanggal 9 Oktober 2025.

“Jadi tidak benar ada tekanan agar yang bersangkutan mengikuti Popnas. Alexa sudah digantikan oleh atlet lain, Amelia,” ujarnya.

Ia juga membantah adanya penggunaan obat-obatan tanpa pengawasan medis. Menurutnya, setiap konsumsi obat oleh atlet selalu melalui rekomendasi dokter PPLP yang siaga secara on-call.

“Saya tidak pernah menerima laporan adanya penggunaan obat tanpa rekomendasi dokter. Seluruh atlet mendapatkan pengawasan kesehatan secara rutin dari dokter, fisioterapis, ahli gizi, dan psikolog,” kata Syaukani.

Ia menambahkan, kejadian meninggalnya Alexa tidak terjadi saat latihan atau pertandingan. “Pada saat kejadian, almarhumah sedang beristirahat di asrama dalam kondisi tidur,” imbuhnya.

BACA JUGA :  Ersya Nurul Ihza, Guru SMP Islam Al-Azhar BSD Dapat Juara 1 Baca Puisi Tingkat Nasional

Dokter PPLP, Diden El Albar, menambahkan bahwa pemeriksaan kesehatan terakhir terhadap Alexa dilakukan pada Minggu (12/10/2025), dan hasilnya menunjukkan kondisi fisik yang baik.

“Saat itu Alexa dalam keadaan sehat dan hanya sempat mengalami cedera ringan di pergelangan kaki, yang sudah pulih. Saya juga bertemu kembali pada 14 Oktober dan tidak ada keluhan apa pun,” kata Diden.

Pendampingan Psikologis

Pasca kejadian, Dispora Banten menugaskan dokter dan psikolog untuk mendampingi para atlet di asrama.
“Kami ingin suasana asrama kembali normal, nyaman, dan menyenangkan bagi para atlet,” ujar Syaukani.

Ia menutup konferensi pers dengan penegasan bahwa keselamatan dan kesejahteraan atlet tetap menjadi prioritas Pemprov Banten.
“Pertemuan ini kami lakukan agar tidak ada simpang siur. Semua sudah dijelaskan dengan terang agar masyarakat mendapat informasi yang benar,” tutupnya. (Red)