Seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tingkat SMP Negeri di Kota Tangerang Selatan tahun ajaran 2025/2026 telah rampung. Namun, jalur afirmasi yang diperuntukkan bagi siswa kurang mampu kini menjadi sorotan publik setelah sejumlah peserta dari sekolah swasta berbiaya tinggi terdeteksi lolos melalui jalur ini.

Padahal, berdasarkan aturan nasional dalam Permendikbud Nomor 1 Tahun 2021, serta regulasi teknis daerah dalam Juknis PPDB Tangsel Tahun 2025, jalur afirmasi disediakan untuk peserta dari keluarga prasejahtera, anak disabilitas, serta mereka yang terdampak bencana atau kondisi darurat lainnya. Bukti kepesertaan dalam program seperti KIP, PKH, atau tercantum dalam DTKS menjadi syarat mutlak.

Namun, pengumuman hasil seleksi di laman resmi PPDB Tangsel menunjukkan data yang mengejutkan. Lulusan dari sejumlah SD swasta favorit terpantau masuk melalui jalur afirmasi di beberapa SMP negeri unggulan.

BACA JUGA :  Gubernur Andra Soni Dialog dengan Rektor UMT, Bicara Sinergi Tingkatkan SDM Banten

Peserta Afirmasi Berasal dari SD Elite

Contohnya di SMP Negeri 11 Tangsel, sejumlah siswa yang diterima lewat jalur afirmasi diketahui berasal dari sekolah seperti SD Islam Al Azhar BSD, SD Cikal Harapan 1, dan SD Al-Fath BSD. Sekolah-sekolah tersebut dikenal sebagai institusi pendidikan swasta dengan biaya tinggi dan fasilitas eksklusif.

Fenomena serupa terjadi di SMP Negeri 4 Tangsel. Dari 137 pendaftar di jalur afirmasi, sebanyak 126 siswa diterima. Di antaranya terdapat nama lulusan dari SD Global Islamic School 2, SD Islam Al Syukro, hingga SD Islam Al Azhar 15 Pamulang. Sekolah-sekolah ini umumnya menargetkan kalangan ekonomi menengah atas.

Situasi ini menimbulkan pertanyaan besar: bagaimana peserta dari sekolah swasta mahal bisa memenuhi syarat afirmasi yang mensyaratkan kondisi ekonomi rendah?

BACA JUGA :  5,735 PPPK Paruh Waktu di Pandeglang Tunggu Keputusan BKN, 81 Orang Dinyatakan Gagal

Orang Tua Siswa Soroti Ketimpangan

Warga pun angkat suara atas temuan ini. Seorang ibu rumah tangga di Pamulang berinisial SR mempertanyakan keabsahan seleksi.

“Kalau jalur afirmasi itu untuk warga tidak mampu, harusnya yang sekolah di negeri atau SD pinggiran yang masuk. Tapi ini malah yang dari sekolah mahal, aneh banget,” ujarnya

Sementara itu, warga lainnya berinisial Y menyampaikan bahwa persoalan ini bukan hanya terjadi di sekolah favorit.

“Jangankan SMP 4 atau 11, di SMPN 23 aja ada kok yang dari sekolah swasta elite. Kayak saya mah bisa apa? Udah susah cari sekolah negeri, kalahnya malah sama yang lebih mampu,” ungkapnya kesal.

Ia juga menyesalkan sikap pasif dari pemerintah kota yang dinilai belum turun tangan.

BACA JUGA :  Stand Festival Karian di Lebak Diterjang Angin Kencang, Panitia Pastikan Tetap Kondusif

“Walikota sama wakilnya kemana? Lihat rakyat susah kok diam saja. Kalau peduli, ya, ambil langkah dong, bisa kan pakai diskresi buat koreksi sistemnya,” tegasnya.

Pemkot Diminta Bertindak Tegas

Sejauh ini, belum ada pernyataan resmi dari pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang Selatan terkait dugaan pelanggaran prosedur afirmasi.

Konfirmasi masih diupayakan kepada Kepala Dinas Deden Deni dan Kabid SMP guna menjelaskan apakah para peserta dari SD swasta tersebut benar memenuhi syarat afirmasi atau terjadi kelalaian dalam proses verifikasi data.

Masyarakat berharap pemerintah daerah tidak menutup mata terhadap dugaan penyimpangan ini dan segera mengambil langkah korektif agar keadilan akses pendidikan tetap terjaga. (Red)