Untuk menghadapi dampak perubahan iklim menjelang musim kemarau yang berpotensi gagal panen, maka Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Pandeglang mulai mengambil langkah antisipatif dengan memobilisasi pompa air sebanyak 700 unit diberbagai wilayah.

Namun, menurut Kepala DPKP Pandeglang, Nasir, mengatakan saat ini kondisi cuaca masih tergolong kemarau basah, sebagaimana dirilis oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

“Harapan kita tidak terjadi kegagalan panen. Karena itu, kami siapkan beberapa langkah antisipasi iklim, salah satunya dengan mobilisasi pompa air,” ungkap Kepala DPKP Nasir saat dikonfirmasi media, Minggu (20/07/2025).

Dikatakan Nasir, saat ini terdapat sekitar 700 unit pompa air yang tersebar di berbagai wilayah pertanian di Kabupaten Pandeglang, dan pompa tersebut akan difungsikan jika petani mulai kesulitan mendapatkan air.

BACA JUGA :  Pengurus Forum Pimred Banten Dilantik, Media Siap Jadi Mitra Strategis Daerah

“Tujuannya agar aktivitas budi daya padi tidak terganggu dan tetap berjalan normal,” ujarnya.

Selain itu, lanjut Nasir, bahwa DPKP juga mendorong petani menggunakan benih unggul dengan usia panen pendek atau genjah. Strategi ini dinilai mampu meningkatkan jumlah masa tanam dalam satu tahun.

“Kami dorong petani memakai benih yang bisa dipanen dalam dua setengah bulan. Dengan begitu, ada potensi panen hingga empat kali setahun di beberapa wilayah,” kata Nasir.

“Saat ini para petani sudah memasuki musim tanam ketiga. Kita berharap masih ada satu kali panen tambahan sebelum musim berganti,” sambungnya.

Nasir juga menyinggung soal harga gabah yang saat ini cukup menguntungkan karena berada di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Kondisi ini diharapkan bisa memacu semangat petani.

BACA JUGA :  Yoyon Sujana Manfaatkan Lahan Milik Jadi Destinasi Wisata dan Pertanian

“Petani sedang menikmati hasil dan harga yang bagus. Karena itu, kami bersama Babinsa dan penyuluh terus dorong percepatan tanam,” imbuhnya.

Sedangkan Nuridawati selaku Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura pada DPKP Pandeglang, mengingatkan pentingnya penggunaan benih unggul untuk menghadapi dampak iklim.

“Perubahan iklim memicu serangan hama seperti wereng batang cokelat dan tikus. Maka dari itu, kami dorong kelompok tani memakai benih berlabel yang lebih tahan,” kata Nuridawati

Selain itu, kata Istri Sekretaris Dinas Pertanian Provinsi Banten ini, bahwa petani juga disarankan menggunakan pupuk berimbang serta mengikuti gerakan pengendalian hama di titik-titik rawan serangan.

“Dampak iklim yang terjadi di Pandeglang belum terlalu signifikan. Bahkan, sebagian wilayah Selatan masih mendapat curah hujan cukup tinggi, sehingga memungkinkan tanam hingga empat kali setahun,” ujarnya. (Den)

BACA JUGA :  Kantor Bupati dan DPRD Pandeglang Terus Didemo Aksi Penolakan MoU Sampah